Cerita Sex Dewasa Darah Prawan Gadis Berjilbab Joni membanting tasnya di atas tempat tidur. Seharian ini ia dibuat
pusing. Pasalnya ada lagi penghuni kosnya yang bikin suasana jadi
suasana jadi dingin. Baru sebulan yang lalu tiga orang gadis berjilbab,
mahaiswi UI kos di rumah orang tuanya ini. Sekarang muncul lagi gadis
berjilbab, pakai cadar lagi. Lebih-lebih kemarin ia sempat
dibentak-bentak, karena ikut nimbrung ngobrol di ruang tamu dengan
keempat gadis berjilbab itu. Hari ini dia mau membuat perhitungan. Sore
itu gadis bercadar yang bernama Anisa itu baru pulang kuliah. Ia
mengenakan gamis panjang hitam, jilbab hitam dan cadar hitam. Cerita Sex Dewasa Darah Prawan Gadis Berjilbab Joni sudah
tahu dari ibunya, bahwa gadis bercadar itu adalah yang paling cantik di
antara empat gadis berjilbab yang kos di rumahnya. Saat gadis itu mau
masuk kamarnya. Kebetulan kos lagi sepi. Dengan mengendap-endap, Joni
mengikuti Anisa dari belakang. Tepat ketika Anisa membuka gagang pintu
kamarnya, Joni memeluk Anisa dari belakang.clurit yang dibawanya
dikalungkan ke leher gadis berjilbab itu. “Aih, apa-apaan ini!” Jerit
gadis itu kaget. “Diam, kalau enggak mau mati, turutin apa yang gua
mau!” Gadis berjilbab itu kelihatan takut sekali. Mata di balik cadarnya
itu melotot agak kemerahan. Joni tidak mau membuang waktu. Tangan
kirinya tetap memegang clurit, sementara tangan kanannya sibuk
meremas-remas tetek gadis berjilbab itu dari balik jilbab dan gamisnya.
Cerita Sex Dewasa Darah Prawan Gadis Berjilbab Terasa kenyal-kenyal sekali. Anisa cuma bisa merintih ketakutan. Nafsu
Joni makin tidak karuan. Segera ia menutup pintu, dan menyuruh gadis
berjilbab itu telentang di atas kasur. “Jangan, jangan ganggu saya. Saya
bisa malu sekali. Tolong!” Joni tidak perduli. Dengan kasar, ia menarik
kain jilbab gadis itu dan diselempangkan di atas pundaknya, sehingga
terlihat dua tetek gadis berjilbab itu yang menggunduk di balik gamis
hitamnya. Dengan penuh nafsu Joni membuka kancing bagian atas gamisnya
hingga keperut. Lalu disibakkan gamis yg sudah terbuka kancingnya itu,
sehingga terlihatlah BH putih yang dikenakan gadis bercadar itu
membungkus dua gundukan teteknya yang besar dan menantang. Masih belum
puas, Joni menarik ke atas gamis gadis itu dari arah bawah, hingga ke
atas perut. Ternyata, Anisa tidak mengenakan rok dalam, sehingga
terlihatlah betis dan dua bongkah paha putih mulus milik gadis berjilbab
itu. “Auh tolong, jangan diteruskan, sama malu sekali!” Gadis berjilbab
itu berteriak. Joni tidak perduli. Matanya menatap ganas ke arah
gundukan memek gadis berjilbab itu yang kini hanya tertutup celana dalam
putih yang agak tipis, sehingga terlihat kehitaman bulu jembutnya,
dengan daging memek yang menggunduk indah sekali. Melihat gadis yang
masih mengenakan jilbab dan cadarnya, namun bagian tubuh bawahnya nyaris
telanjang, Joni menjadi semakin bernafsu. BH Anisa di tarik dengan
kasar, sehingga menyembullah sepasang teteknya yang putih indah dengan
puting berwarna coklat kehitaman. Joni segera menyerbu dan mengulumi
tetek indah gadis berjilbab itu. Anisa hanya bisa merintih-rintih. Namun
suara rintihannya membuat Joni makin kalap. Kepalanya turun ke perut
Anisa, terus hingga berhadapan dengan gundukan memek gadis berjilbab
yang masih mengenakan celana dalam itu. Joni langsung melahap dan
mengunyah dengan kasar memek gadis itu, meski masih terbungkus celana
dalam. Karena tidak sabar, celana dalam itupun dia plorotkan. Kini tubuh
bagian bawah gadis berjilbab itu betul-betul polos. Terlihat memeknya
yang ditumbuhi bulu-bulu tipis namun berwarna hitam pekat. Garis
memeknya masih terlihat jelas. Joni kembali mengunyah memek gadis
berjilbab itu hingga hampir sepuluh menit. Lendir dari memek gadis alim
itu sudah mulai keluar. Joni segera membuka baju, celana dan celana
dalamnya sendiri. kontolya mengacung tegang. Anisa berteriak dan
berusaha bangkit, karena menyadari apa yang akan menimpanya. Tetapi Joni
menyabetkan belatinya ke betis Anisa hingga berdarah. Akhirnya gadis
berjilbab itu pasrah, menelentang di atas kasur. Jonipun segera
mengarahkan kontolnya ke lubang memek gadis alim itu. Dengan susah payah
ia berusaha melesakkan kontolnya itu ke dalam memek gadis berjilbab
yang cantik dan mulus itu. Akhirnya ia berhasil. Anisa hanya bisa
menjerit dan menangis, ketika selaput daranya ditembus kontol Joni. Joni
terus memaju mundurkan kontolnya yang amat tegang karena nafsunya telah
memuncak. Maklum, siapa yang tidak merasa bangga bisa menyetubuhi gadis
berjilbab yang setiap harinya selalu menutupi tubuhnya dengan rapat.
Bibir memek gadis berjilbab itu bergoyang-goyang. Sementara kedua
matanya terlihat mendelik-delik di balik cadarnya karena iapun merasakan
kenikmatan 'hubungan badan' dan pemerkosaan brutal terhadapnya ini.
Sepuluh menit kemudian, sperma Joni menyembur di dalam memek gadis
berjilbab itu. Joni mengelap kontolnya. Mukanya mendekati wajah bertutup
cadar yang menangis di atas tempat tidur tersebut. Dengan perlahan, dia
angkat sedikit cadarnya, sehingga terlihatlah mulut mungil gadis
berjilbab itu. Ia segera mengulum bibir indah di balik cadar itu dengan
nafsu. Anisa makin megap-megap tidak karuan. Agak lama juga ia menikmati
mulut gadis berjilbab itu. Hembusan napasnya yang terengah-engah,
terhirup oleh Joni, membuatnya makin bernafsu, sehingga kontolnya
kembali tegang. Ia melepas mulutnya, lalu mengarahkan kontolnya ke wajah
gadis yang masih bercadar itu. Slep, akhirnya kontolnya masuk, meski
dengan setengah memaksa. “Ayo cepat, dikulum dan dihisap. Kalau tidak,
kubunuh kamu.” Anisa terpaksa mengulum kontol Joni yang cukup besar,
kira-kira 18 cm, dengan diameter 2,5 cm. Joni memegang kepala gadis
berjilbab itu dan memajumundurkan kepala tersebut, sehingga kontolnya
ikut maju mundur. Terasa betapa nikmatnya, apalagi melihat gerakan mulut
yang sebagian masih tertutup cadar itu. Ia makin bernafsu saja.
Selanjutnya ia meminta gadis berjilbab itu untuk nungging. Ia mengentot
gadis bercadar itu dari belakang dengan nafsu sekali. Hingga habis
maghrib, ia menggarap gadis berjilbab itu. Sekali waktu, ia melepaskan
cadar gadis itu, sehingga terlihatlah wajahnya yang memang amat cantik.
Ia menggempur memek gadis itu dengan tetap mengenakan jilbabnya.
Ah,malangnya nasib Anisa.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori abg bugil ngentot |
Abg Bugil Ngentot Kos |
Cerita Sex Dewasa |
Tante Ngentot Di Koas
dengan judul Cerita Sex Dewasa Darah Prawan Gadis Berjilbab. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : Cerita Sex Janda | Janda Sex Ngentot
Ditulis oleh:
Graha Vimax Asli - Minggu, 24 Januari 2016
Belum ada komentar untuk "Cerita Sex Dewasa Darah Prawan Gadis Berjilbab"
Posting Komentar